Awan


              BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Awan adalah massa terlihat dari tetesan air atau beku kristal tergantung di atmosfer di atas permukaan bumi atau lain planet tubuh. Awan juga terlihat massa tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan antar bintang dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu tentang awan atau awan fisika cabang meteorologi.
Di Bumi substansi biasanya kondensasi uap air . Dengan bantuan partikel higroskopis udara seperti debu dan garam dari laut, tetesan air kecil terbentuk pada ketinggian rendah dan kristal es pada ketinggian tinggi bila udara didinginkan untuk jenuh oleh konvektif lokal atau lebih besar mengangkat non-konvektif skala. Pada beberapa kasus, awan tinggi mungkin sebagian terdiri dari tetesan air superdingin. Tetesan dan kristal biasanya sekitar 0,01 mm (0,00039 in) diameter.
Para agen yang paling umum dari lift termasuk pemanasan matahari di siang hari dari udara pada tingkat permukaan, angkat frontal yang memaksa massa udara lebih hangat akan naik lebih dari atas sebuah airmass pendingin, dan mengangkat orografik udara di atas gunung. Ketika naik udara, mengembang sebagai tekanan berkurang. Proses ini mengeluarkan energi yang menyebabkan udara dingin. Ketika dikelilingi oleh milyaran tetesan lain atau kristal mereka menjadi terlihat sebagai awan. Dengan tidak adanya inti kondensasi, udara menjadi jenuh dan pembentukan awan terhambat. dalam awan padat memperlihatkan pantulan tinggi (70% sampai 95%) di seluruh terlihat berbagai panjang gelombang. Mereka sehingga tampak putih, setidaknya dari atas. tetesan Cloud cenderung menyebarkan cahaya efisien, sehingga intensitas radiasi matahari berkurang dengan kedalaman ke gas, maka abu-abu atau bahkan gelap kadang-kadang penampilan mereka di dasar awan . awan tipis mungkin tampak telah memperoleh warna dari lingkungan mereka atau latar belakang dan awan diterangi oleh cahaya non-putih, seperti saat matahari terbit atau terbenam, mungkin tampak berwarna sesuai. Awan terlihat lebih gelap di dekat-inframerah karena air menyerap radiasi matahari pada saat- panjang gelombang .

1.2  Tujuan
Untuk mengetahui pembentukan awan, jenis-jenis awan dan hubungannya dengan tanaman.





BAB II
ISI

2.1 Kondensasi
Kondensasi adalah proses perubahan uap air menjadi air atau larutan. Perubahan uap air terjadi setelah uap air tersebut di atmosfer mengalami proses pendinginan. Di atmosfer, kondensasi dapat terjadi melalui tiga cara dengan proses sebagai berikut (Barry and Chorly,1976; Murdiyarso,1980):
·         Jika suhu udara turu hingga mencapai suhu titik embun tanpa penambahan uap air.
·         Jika ada penambahan uap air tanpa pengurangan panas atau kenaikan suhu.
·         Jika kapasitas udara mengandung ( menampung) uap air berkurang akibat kenaikan tekanan ataupun penurunan suhu.
Untuk menghasilkan kondensasi di atmosfer dibutuhkan adanya pendinginan udara. Berbagai bentuk kondensasi yang terjadi di alam antara lain adalah kondensasi minor yaitu proses terjadinya embun, kabut, forst (embun beku), serta kondensasi mayor yaitu berbagai macam bentuk awan.

2.2  Pembentukan Awan
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara:
  1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
  2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.
Jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan menghilang. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
            Awan merupakan kumpulan bintik-bintik air yang melayang-layang di udara setelah mengalami kondensasi (kejenuhan) dengan ukuran yang masih relative kecil (sekitar 100 m). Awan juga merupakan petunjuk yang baik atau dari kondisi cuaca. Pada umumnya dalam bidang meteorology khusunya penerbangan pada banyak awan ini pertanda cuaca buruk atau sebaliknya. Berdasarkan uraian di atas maka awan memiliki peranan yang sangat penting:
·         Berfungsi sebagai unsure cuaca atau iklim
·         Sebagai pengendali cuaca karena bertindak sebagai sumber air bagi terjadinya hujan
·         Dalam neraca radiasi dan panas karena merupakan pemantul yang baik terhadap radiasi surya.
·         Sebagai penyerap yang baik terhadap radiasi bumi

2.3 Jenis-Jenis Awan
Awan terbagi dalam 4 golongan yaitu awan tinggi, awan menangah, awan rendah, dan awan yang membumbung keatas. Tiap golongan awan ini terbagi lagi dalam beberapa jenis menurut ketinggian dan bentuk awan tersebut misalnya cirrus, alto cumulus, nimbo stratus, cumulus nimbus, dan lain sebagainya. Awan merupakan salah satu jenis hydrometer, jenis hydrometer yang lain adalah kabut, hujan lembut, hujan merata, hujan setempat, dan salju. Jenis-jenis hujan tergantung dari jenis-jenis awan yang merupakan sumbernya (Handoko, 1995)
Menurut Wisnubroto (1981), cuaca  penuh sinar matahari mungkin menjadi biasa jika kabut jadi bersih sebelum tengah hari dan kalau dasar awan menjadi lebih tinggi. Di sini kita memperlihatkan sepuluh jenis awan yang penting dikelompokkan secara internasional, menjadi tiga golongan menurut ukuran tinggi, yaitu : rendah, menengah (sedang), dan tinggi.
      1.      Awan Tinggi terdapat pada ketinggian 6.000 meter ke atas.
·        Cirrus (Ci) adalah sejenis awan tinggi yang terbentuk seperti mata pancing atau seperti bulu ayam dengan struktur berserat (fibrous). Awan cirrus tersebut nampak putih bersih.

                                   






·        Cirro cumulus (Cc) adalah sejenis awan tinggi yang terbentuk seperti sisik ikan. Awan cirro cumulus nampak putih bersih, gumpalan-gumpalan awannya adalah kecil-kecil, dan bundar tanpa bayang-bayang. umumnya awan ini tersusun dalam kelompok, garis/riak yang dihasilkan dari getaran lembaran awan. Ini disebabkan karena awan cirro cumulus itu terletak jauh dari mata penilik.
·        Cirro stratus (Cs) adalah sejenis awan tinggi yang tidak mempunyai gambar, melainkan merupakan suatu layar awan yang rata. Awan tipis menyerupai lembaran yang putih menutupi seluruh langit dan menampilkan gambaran seperti susu. Awan ini seringkali menghasilkan halo disekitar matahari/bulan. Pada siang hari kalau langit diliputi awan cirro stratus, maka langit nampak putih silau.
      2.      Awan Menengah terdapat pada ketinggian antara 2.000meter dan 6.000 meter.
·        Alto cumulus (Ac) adalah jenis awan menengah yang terbentuk serupa dengan awan cirro cumulus, seperti bulu domba atau seperti sisik ikan. Akan tetapi gumpalan-gumpalan awannya nampak lebih besar, massa awan yang pipih dan globular tersusun dalam bentuk garis / gelombang. karena awan alto cumulus terletak lebih dekat pada mata penilik.








·         Alto stratus (As) adalah jenis awan menengah, dan pada prinsipnya, awan yang berupa lembaran yang seragam bentuknya dengan warna putih kotor / abu-abu. Kadang-kadang corona terbentuk, alto stratus umumnya diikuti oleh presipitasi yang meluas dan lama.
      3.      Awan Rendah terdapat pada ketinggian 2.000 meter kebawah
·        Nimbo stratus (Ns), pada prinsipnya terbentuk serupa dengan alto stratus, akan tetapi amat tebal sehingga sinar matahari sulit untuk menembus lapisan awan ini. Dengan demikian maka bagian bawah awan nimbo stratus berwarna abu-abu gelap sampai hitam. Awan nimbo stratus bisa menimbulkan hujan lebat.
·         Strato cumulus (Sc) adalah jenis awan rendah yang pada prinsipnya berbentuk serupa dengan awan alto cumulus, seperti bulu domba akan tetapi gumpalan-gumpalan awannya nampak lebih besar, karena awan strato cumulus terletak lebih dekat pada mata penilik. Awan strato cumulus nampak berwarna abu-abu dan bentuk tiga dimensi sudah nampak. Massa globular besar atau massa awan bergulung-gulung lembut berwarna abu-abu. Pada umumnya tersusun dalam satu pola yang tetap.










·         (Low) Stratus (St) adalah jenis awan rendah yang tidak mempunyai gambar apa-apa melainkan merupakan suatu layar awan yang rata. Kalau awan (low) stratus mencapai permukaan tanah, maka hal ini disebut kabut. Stratus yang tipis menghasikan corona.
      4.      Awan yang membung keatas
·      Cumulus humilis (Ch) merupakan fase pertama pembentukan awan golongan IV ini terjadi karena adanya aliran udara vertikal. Pada tempat-tempat dimana udara mengalir ke atas maka terbentuk awan, dan di tempat-tempat diman udara mengalir ke bawah, mak awan yang ada akan dilenyapkan. Awan cumulus humilis ini juga dikenal dengan sebutan cumulus kecil atau juga dengan sebutan fair weather cumuli. Awan yang tebal dan rapat dengan perkembangan vertikal. permukaan bagian atas berbentuk kubah dengan struktur seperti kubis, sedangkan bagian dasarnya hampir horisontal.
·       Cumulus congestus, merupakan fase kedua pembentukan awan golongan IV. Kalau hari makin panas, maka aliran udara vertikal mendapat kesempatan untuk mencapai ketinggian yang lebih besar, dan hal ini menyebabkan awan cumulus humilis bertumbuh ke atas. Bagian bawah cumulus congestus ini mulai memperoleh warna abu-abu, karena sudah bertambah tebal, sehingga sinar mata hari mengalami kesulitan untuk menembus awan ini. Puncak awan cumulus congestus belum melebar, melainkan masih berbentuk runcing.
·      Cumulo nimbus, merupakan fase terakhir pembentuka awan golongan IV. Bagian atas cumulo nimbus sudah melebar. Bagian bawah cumulo nimbus nampak berwarna abu-abu gelap sampai hitam. Cumulo nimbus menimbulkan hujan setempat (showers). Selain itu, petir, kilat, dan guntur ditimbulakan oleh cumulo nimbus.

2.4 Hubungan Awan Dengan Tanaman
Awan berkaitan dengan radiasi matahari,dimana cahaya mathari yang dipancarkan ke bumi akan terhalang oleh matahari, sehingga intensitas cahaya berkurang.tanaman membutuhkan sinara matahari untuk berfotosintesis,merangsang pembungaan dan proses metabolisme lainnya.apabila awan menghalagi cahaya matahari yang dipancarkan ke bumi,maka proses metabolisme tanaman kurang maksimal,dan secara tidak langsung mempengaruhi fotosintesis,pembungaan dan proses transpirasi tanaman sehingga penyerapan unsur hara oleh tanaman berkurang dan juga mempengaruhi proses metabolisme lainnya.
selain itu awan juga memberi manfaat yang besar seperti menurun kan hujan,yang digunakan tanaman untuk persediaan air bagi pertumbuhan tanaman itu sendiri.awan juga menghasilkan loncatan elektron-elektron  yang disebut petir,apabila loncatan elektron turun bersamaan air hujan, tanaman memanfaatkannya untuk pelengkap unsur hara,karna air hujan yang turun bersamaan elektron merupakan sumber unsur hara langsung bagi tanaman.

















BAB III
PENUTUP

Sewaktu naik ke atmosfer atas, udara hangat menyebar dan menjadi dingin.Karena sekarang lebih dingin, udara itu tak dapat lagi menahan uap airnya. Sebagian uap air itu mengembun pada butir-butir debu dalam atmosfer dan membentuk titk-titik air. Titik air kelewat kecil ini melayang di udara. Gerakan udara naik atau arus udara juga menahannya hingga tidak jatuh. Jutaan titik air semacam itu melayang bersama dan membentuk awan.Sewaktu naik ke atmosfer atas, udara pun menjadi dingin dan terbentuklah awan. 
Ada berbagai bentuk awan. Bentuk awan sesuai dengan tinggi atau rendahnya tempat awan itu terbentuk. Di tempat paling tinggi terbentuklah awan sirus. Bentuk awan ini mirip benang putih berbulu. Di tempat agak rendah ada awan yang bentuknya mirip kapas. Tetapi bentuk awan tidak hanya disebabkan oleh tinggi atau rendahnya tempat. Angin pun menyebabkan awan beraneka macam bentuknya.
Ada awan tipis dan ada pula awan tebal. Cahaya matahari mudah melewati awan tipis. Oleh sebab itu awan tipis tampak cerah atau putih. Awan yang tebal sulit ditembus cahaya. Bagian-bagian awan yang tertembus cahaya akan berwarna putih. Bagian-bagian yang tidak tertembus cahaya akan berwarna gelap atau hitam






\

DAFTAR PUSTAKA

Sanoesi,2009. Hubungan Faktor Iklim Dengan Pertumbuhan dan Produksi         
Tanaman.http://sanoesi.wordpress.com/2009/01/29/hubungan-faktor-iklim-dengan-pertumbuhan-dan-produksi-tanaman (Diakses tanggal 08 Desember 2012)

Hafiz,2011.Awan.http://hafiz-hoti09.blogspot.com/2011/01/awan.html
                diakses tanggal 08 Desember 2012)









  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Suhu




 SUHU DAN PENGARUH SUHU TERHADAP PERTANIAN

1. Pengertian Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.
Pada abad 17 terdapat 30 jenis skala yang membuat para ilmuan kebingungan. Hal ini memberikan inspirasi pada Anders Celcius (1701 – 1744) sehingga pada tahun 1742 dia memperkenalkan skala yang digunakan sebagai pedoman pengukuran suhu. Skala ini diberinama sesuai dengan namanya yaitu Skala Celcius. Apabila benda didinginkan terus maka suhunya akan semakin dingin dan partikelnya akan berhenti bergerak, kondisi ini disebut kondisi nol mutlak. Skala Celcius tidak bisa menjawab masalah ini maka Lord Kelvin (1842 – 1907) menawarkan skala baru yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin dimulai dari 273 K ketika air membeku dan 373 K ketika air mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau -273°C. Selain skala tersebut ada juga skala Reamur dan Fahrenheit. Untuk skala Reamur air membeku pada suhu 0°R dan mendidih pada suhu 80°R sedangkan pada skala Fahrenheit air membuka pada suhu 32°F dan mendidih pada suhu 212°F.


2. Faktor Yang Mempengaruhi Suhu
a) Sudut Datangnya Sinar Matahari
Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan sudut terbesar pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang. Sudut datangnya sinar matahari yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang di permukaan bumi. Semakin besar sudut datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu yang diterima bumi semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sudut datangnya sinar matahari, berarti semakin miring datangnya sinar dan suhu yang diterima bumi semakin rendah.

b)Tinggi Rendahnya Tempat
        Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi rendah suatu daerah disebut amplitudo. Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan udara dinamakan termometer. Garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama disebut Garis isotherm. Salah satu sifat khas udara yaitu bila kita naik 100 meter, suhu udara akan turun 0,6 °C. Di Indonesia suhu rata-rata tahunan pada ketinggian 0 meter adalah 26 °C. Misal, suatu daerah dengan ketinggian 5.000 m di atas permukaan laut suhunya adalah 26 °C × -0,6 °C = -4 °C, jadi suhu udara di daerah tersebut adalah -4 °C. Perbedaan temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu udara rata-rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut.

c)  Angin dan Arus Laut
           Angin dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur udara. Misalnya, angin dan arus dari daerah yang dingin, akan menyebabkan daerah yang dilalui angin tersebut juga akan menjadi dingin.

d). Lamanya Penyinaran
          Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis lintangnya. Semakin rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah tersebut mendapatkan sinar matahari dan suhu udaranya semakin tinggi.Sebaliknya, semakin tinggi letak garis lintang maka intensitas penyinaran matahari semakin kecil sehingga suhu udaranya semakin rendah. Indonesia yang terletak di daerah lintang rendah (6 °LU – 11 °LS) mendapatkan penyinaran matahari relatif lebih lama sehingga suhu rata-rata hariannya cukup tinggi.

e). Awan
          Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari. Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan permukaan lautan lebih lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Apabila udara pada siang hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada malam hari akan semakin dingin.


3. Pengaruh Suhu Terhadap Bidang Pertanian
  a.Peranan suhu bagi tanaman pagan
        Suhu udara dan tanah sangat mempengaruhi dalam proses pertumbuhan , karna setiap jenis tanaman mempunyai suhu batas minimum, optimum dan maksimum untuk setiap tingkat perrtumbuhannya.
        Batas atas suhu yang mematikan aktivitas sel-sel tanaman berkisar dari 120o sampai 140o F tetapi nilai ini beragam sesuai dengan jenis tanaman dan tingkat perrtumbuhannya. Contoh : gandum dalam musim dingin tahan berada dalam kondisi suhu nisbi rendah dan dapat bertahan dalam suhu beku selama periode musim dingin, terjadinya pada tanaman tropis misalnya biji coklat yang memerlukan suhu tinggi pada sepanjang tahun. Suhu tinggi tidak mengkhawatirkan dibandingkan suhu rendah dalam menahan pertumbuhan asalkan persedian air memadai dan tanaman dapat menyesuaikan terhadap daerah ikanklim. Dalam kondisi suhu yang sangat tinggi, pertumbuhan bisa terhambat bahkan berhenti tanpa menghiraukan persediaan air dan kemungkinan terjadi perangasan daun atau buah sebelum waktunya.
Tanaman bisa mengubah frekuensi suhu dari iklim mikro bunga dan daun dapat menangkap isolasi pada lapisan atas sehingga suhu maksimumnya terletak dekat sekitar puncak tanaman kecuali jika tanaman masih rendah dan masih terpencar sehingga pemanasan disela-sela tanaman dari tanah akan menentukan distribusi suhu vertical.
     Suhu udara merupakan factor lingkungan yang penting karna berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan berperan hampir pada proses pertumbuhan. Suhu udara merupakan factor penting dalam menentukan tempat dan waktu penanaman yang cocok, bahkan suhu udara dapat juga sebagai factor-faktor penentu dari pusat-pusat produksi tanaman. Misalnya; kentang didaerah suhu rendah, sedangkan padi didaerah bersuhhu lebih tinggi.
    Suhu udara diindonesia dapat berperan sebagai kendali pada usaha pengimbangan tanaman padi didaerah yang mempunyai ketingian yaitu tinggi diatas permukaan laut sebagian besar jenis padi unggul tumbuh dan berdaya hasil baik sampai ketinggian 700 m diatas permukaan laut. Suh udara rata-rata yang tinggi akan baik untuk tanaman seperti kacang tanah dan kapas sedangkan gandum, kentang,  gula dan tomat, bisa didataran tinggi dengan suhu udara yang lebih rendah.

   b . Pengaruh suhu terhadap tanaman
        Fluktuasi suhu dalam tanah akan berpengaruh langsung terhadap aktivitas pertanian terutama proses perakaran tanaman didalam tanah. Apabila suhu tanah naik akan berakibat berkurangnya kandungan air dalam tanah sehingga unsure hara sulit diserap tanaman., sebaliknya jika suhu tanah rendah maka akan semakin bertambahnya kandungan aiar dalam tanah, dimana sampai pada kondisi ekstrim terjadi pengkristalan. Akibatnya aktivitas akar/respirasi semakin rendah mengakibatkan translokasi dalam tubuh tanaman jadi lambat sehingga proses distribusi unsure hara jadi lambat dan akhirnya pertumbuhan tanaman jadi lambat. Demikian pula dengan suhu yang terlalu tinggi terjadi aktivitas negatif seperti terjadi pembongkaran/perusakan organ. Suhu maksimal dan minimal berpengaruh terhadap hasil produksi. Hal inilah yang menyebabkan hasil panen padi Indonesia menjadi rendah.
    c. Suhu maksimum dan minimum pada  tanaman
          Biasanya panas yang diterima oleh permukaan tanah diteruskan kedalam lapisan yang lebih dalam melalui kondisi karna panas yang jalarkan akan memerlukan waktu yang lama. Sehingga suhu maksimum dan minimum didalam tanah akan terjadi keterlambatan. Karna makin lama pemanasan pada permukaan tanah maka ikan makin dalam pula suhu maksimum permukaan akan terasa kelapisan tanah yang lebih dalam.
        Besarnya suhu maksimum disuhu atmosfer terjadi pada sekitar jam 15.00 sedangkan suhu maksimum didalam tanah akan terjadi setelah waktu suhu maksimum udara. Suhu maksimum tanah untuk kedalamam tanah 5 cm terjadi pada jam 14.00 untuk kedalaman 10 cm terjadi pada jam 15.30 dan untuk kedalaman tanah 20 cm terjadi pada jam 18.00.Pada suhu minimum diatmosfer terjadi setelah matahari terbit yaitu sekitar jam 06.00 pagi hari sedangkan suhu minimum tanah akan mengalami keterlambatan untuk kedalaman tanah 5 cm suhu minimum. terjadi pada jam 08.00 untuk kedalaman 10 cm terjadi pada jam 09.00 dan untuk kedalaman  20 cm terjadi pada jam 11.00.
   d. Pengaruh suhu bagi pertumbuhan tanaman.
         Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan.Menurut Sutarno at all (1997) Studi tentang perilaku kejadian tiap organisme atau tumbuhan dalam hubungannya dengan perubahan-perubahan iklim disebut dengan fenologi. Untuk faktor iklim yang dipergunakan untuk penelitian fenologi pada umumnya adalah curah hujan hal ini adalah karena curah hujan secara langsung atau tidak langsung penting untuk pengaturan waktu dan ruang dalam pembentukan bunga dan buah pada tumbuhan tropis.
Menurut Ashari (2006) sedikitnya ada 2 unsur yang sangat mempengaruhi hal tersebut, yaitu :
1.Curahhujan dan distribusi hujan
2. Tinggi tempat dari permukaan laut.
           Selain unsur iklim, roduksi tanaman juga dipengaruhi oleh Radiasi Matahari dan Suhu. Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk berbunga, sehubungan dengan ini terdapat dua rangsangan. Yang menyebabkan perubahan itu terjadi, yaitu suhu dan panjang hari (Mugnisjah dan Setiawan, 1995).

      Diwilayah dengan empat musim, pengaruh suhu berlaku ganda. Pada waktu awal pertumbuhan suhu harus cukup tinggi agar pertumbuhan tidak terhambat. Tetapi bagi kebanyakan tanaman terutama tanaman tahunan, suhu sebelum perubahan fase pertumbuhan itu terjadi sangat penting. Cekaman (stress) air yang diikuti oleh hujan sering merangsang pembungaan tanaman tahunan tropika. Faktor lain yang memicu pembungaan adalah panjang hari, atau panjang periode selama setiap 24 jam. Tanaman berhari panjang tidak akan berbunga jika ditanam di wilayah tropika. Radiasi matahari berhubungan dengan laju pertumbuhan tanaman, fotosintesis, pembukaan (reseptivitas) bunga, dan aktivitas lebah penyerbuk. Pembukaan bunga dan aktivitas lebah ditingkatkan oleh radiasi matahari yang cerah, wilayah yang sering berawan berpotensi kurang untuk produksi benih. Permukaan lahan ekuator sering menerima total radiasi yang kurang dari lahan berlatitude 10-20 mdp.
     Batas suhu yang membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman diketahui sebagai batas optimum . pada batas ini semua proses dasar seperti : fotosentesis, respirasi, penyerapan air, transpirasi, pembelahan sel. Perpanjangan sel dan perubahan fungsi sel akan berlangsung baik dan tentu saja akan diperoleh produksi tanaman yang tertinggi. Batas suhu optimum tidak sama semua tanaman , sebagai contoh : apel ,kentang , menghendaki yang lebih rendah dibandingkan tanaman :jeruk, ketela rambat atau gardenia. Tanaman yang tumbuh pada kondisi suhu diatas optimum akhirnya pertumbuhanya biasa menghasilkan produksi yang rendah . hal ini disebabkan kurang adanya keseimbangan antara besarnya fotosentesis yang dihasilkan dan berkurangnya karbohidrat karna adanya respirasi. Bertambahnya suhu akan mempercepatkan kedua proses ini , tetapai diatmosfer diatas optimum , proses respirasi akan berlangsung lebih besar dari pada fotosentesis , sehingga bertambah tinggi suhu tersebut akan mengakibatkan berkurangnya produksi.
       Tanaman yang tumbuh pada kondisi suhu dibawah batas optimum akan menghasilkan pertumbuhan yang kurang baik dan produksinya akan lebih rendah . gal ini disebabkan pada suhu yang rendah besarnya fotosentesis yang dihasilkan dan protein yang dibentuk dalam keadaan minimum berakibat pertumbuhan dan perkembangan lambat dan produksinya rendah.
  



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments