Awan


              BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Awan adalah massa terlihat dari tetesan air atau beku kristal tergantung di atmosfer di atas permukaan bumi atau lain planet tubuh. Awan juga terlihat massa tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan antar bintang dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu tentang awan atau awan fisika cabang meteorologi.
Di Bumi substansi biasanya kondensasi uap air . Dengan bantuan partikel higroskopis udara seperti debu dan garam dari laut, tetesan air kecil terbentuk pada ketinggian rendah dan kristal es pada ketinggian tinggi bila udara didinginkan untuk jenuh oleh konvektif lokal atau lebih besar mengangkat non-konvektif skala. Pada beberapa kasus, awan tinggi mungkin sebagian terdiri dari tetesan air superdingin. Tetesan dan kristal biasanya sekitar 0,01 mm (0,00039 in) diameter.
Para agen yang paling umum dari lift termasuk pemanasan matahari di siang hari dari udara pada tingkat permukaan, angkat frontal yang memaksa massa udara lebih hangat akan naik lebih dari atas sebuah airmass pendingin, dan mengangkat orografik udara di atas gunung. Ketika naik udara, mengembang sebagai tekanan berkurang. Proses ini mengeluarkan energi yang menyebabkan udara dingin. Ketika dikelilingi oleh milyaran tetesan lain atau kristal mereka menjadi terlihat sebagai awan. Dengan tidak adanya inti kondensasi, udara menjadi jenuh dan pembentukan awan terhambat. dalam awan padat memperlihatkan pantulan tinggi (70% sampai 95%) di seluruh terlihat berbagai panjang gelombang. Mereka sehingga tampak putih, setidaknya dari atas. tetesan Cloud cenderung menyebarkan cahaya efisien, sehingga intensitas radiasi matahari berkurang dengan kedalaman ke gas, maka abu-abu atau bahkan gelap kadang-kadang penampilan mereka di dasar awan . awan tipis mungkin tampak telah memperoleh warna dari lingkungan mereka atau latar belakang dan awan diterangi oleh cahaya non-putih, seperti saat matahari terbit atau terbenam, mungkin tampak berwarna sesuai. Awan terlihat lebih gelap di dekat-inframerah karena air menyerap radiasi matahari pada saat- panjang gelombang .

1.2  Tujuan
Untuk mengetahui pembentukan awan, jenis-jenis awan dan hubungannya dengan tanaman.





BAB II
ISI

2.1 Kondensasi
Kondensasi adalah proses perubahan uap air menjadi air atau larutan. Perubahan uap air terjadi setelah uap air tersebut di atmosfer mengalami proses pendinginan. Di atmosfer, kondensasi dapat terjadi melalui tiga cara dengan proses sebagai berikut (Barry and Chorly,1976; Murdiyarso,1980):
·         Jika suhu udara turu hingga mencapai suhu titik embun tanpa penambahan uap air.
·         Jika ada penambahan uap air tanpa pengurangan panas atau kenaikan suhu.
·         Jika kapasitas udara mengandung ( menampung) uap air berkurang akibat kenaikan tekanan ataupun penurunan suhu.
Untuk menghasilkan kondensasi di atmosfer dibutuhkan adanya pendinginan udara. Berbagai bentuk kondensasi yang terjadi di alam antara lain adalah kondensasi minor yaitu proses terjadinya embun, kabut, forst (embun beku), serta kondensasi mayor yaitu berbagai macam bentuk awan.

2.2  Pembentukan Awan
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara:
  1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
  2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.
Jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan menghilang. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
            Awan merupakan kumpulan bintik-bintik air yang melayang-layang di udara setelah mengalami kondensasi (kejenuhan) dengan ukuran yang masih relative kecil (sekitar 100 m). Awan juga merupakan petunjuk yang baik atau dari kondisi cuaca. Pada umumnya dalam bidang meteorology khusunya penerbangan pada banyak awan ini pertanda cuaca buruk atau sebaliknya. Berdasarkan uraian di atas maka awan memiliki peranan yang sangat penting:
·         Berfungsi sebagai unsure cuaca atau iklim
·         Sebagai pengendali cuaca karena bertindak sebagai sumber air bagi terjadinya hujan
·         Dalam neraca radiasi dan panas karena merupakan pemantul yang baik terhadap radiasi surya.
·         Sebagai penyerap yang baik terhadap radiasi bumi

2.3 Jenis-Jenis Awan
Awan terbagi dalam 4 golongan yaitu awan tinggi, awan menangah, awan rendah, dan awan yang membumbung keatas. Tiap golongan awan ini terbagi lagi dalam beberapa jenis menurut ketinggian dan bentuk awan tersebut misalnya cirrus, alto cumulus, nimbo stratus, cumulus nimbus, dan lain sebagainya. Awan merupakan salah satu jenis hydrometer, jenis hydrometer yang lain adalah kabut, hujan lembut, hujan merata, hujan setempat, dan salju. Jenis-jenis hujan tergantung dari jenis-jenis awan yang merupakan sumbernya (Handoko, 1995)
Menurut Wisnubroto (1981), cuaca  penuh sinar matahari mungkin menjadi biasa jika kabut jadi bersih sebelum tengah hari dan kalau dasar awan menjadi lebih tinggi. Di sini kita memperlihatkan sepuluh jenis awan yang penting dikelompokkan secara internasional, menjadi tiga golongan menurut ukuran tinggi, yaitu : rendah, menengah (sedang), dan tinggi.
      1.      Awan Tinggi terdapat pada ketinggian 6.000 meter ke atas.
·        Cirrus (Ci) adalah sejenis awan tinggi yang terbentuk seperti mata pancing atau seperti bulu ayam dengan struktur berserat (fibrous). Awan cirrus tersebut nampak putih bersih.

                                   






·        Cirro cumulus (Cc) adalah sejenis awan tinggi yang terbentuk seperti sisik ikan. Awan cirro cumulus nampak putih bersih, gumpalan-gumpalan awannya adalah kecil-kecil, dan bundar tanpa bayang-bayang. umumnya awan ini tersusun dalam kelompok, garis/riak yang dihasilkan dari getaran lembaran awan. Ini disebabkan karena awan cirro cumulus itu terletak jauh dari mata penilik.
·        Cirro stratus (Cs) adalah sejenis awan tinggi yang tidak mempunyai gambar, melainkan merupakan suatu layar awan yang rata. Awan tipis menyerupai lembaran yang putih menutupi seluruh langit dan menampilkan gambaran seperti susu. Awan ini seringkali menghasilkan halo disekitar matahari/bulan. Pada siang hari kalau langit diliputi awan cirro stratus, maka langit nampak putih silau.
      2.      Awan Menengah terdapat pada ketinggian antara 2.000meter dan 6.000 meter.
·        Alto cumulus (Ac) adalah jenis awan menengah yang terbentuk serupa dengan awan cirro cumulus, seperti bulu domba atau seperti sisik ikan. Akan tetapi gumpalan-gumpalan awannya nampak lebih besar, massa awan yang pipih dan globular tersusun dalam bentuk garis / gelombang. karena awan alto cumulus terletak lebih dekat pada mata penilik.








·         Alto stratus (As) adalah jenis awan menengah, dan pada prinsipnya, awan yang berupa lembaran yang seragam bentuknya dengan warna putih kotor / abu-abu. Kadang-kadang corona terbentuk, alto stratus umumnya diikuti oleh presipitasi yang meluas dan lama.
      3.      Awan Rendah terdapat pada ketinggian 2.000 meter kebawah
·        Nimbo stratus (Ns), pada prinsipnya terbentuk serupa dengan alto stratus, akan tetapi amat tebal sehingga sinar matahari sulit untuk menembus lapisan awan ini. Dengan demikian maka bagian bawah awan nimbo stratus berwarna abu-abu gelap sampai hitam. Awan nimbo stratus bisa menimbulkan hujan lebat.
·         Strato cumulus (Sc) adalah jenis awan rendah yang pada prinsipnya berbentuk serupa dengan awan alto cumulus, seperti bulu domba akan tetapi gumpalan-gumpalan awannya nampak lebih besar, karena awan strato cumulus terletak lebih dekat pada mata penilik. Awan strato cumulus nampak berwarna abu-abu dan bentuk tiga dimensi sudah nampak. Massa globular besar atau massa awan bergulung-gulung lembut berwarna abu-abu. Pada umumnya tersusun dalam satu pola yang tetap.










·         (Low) Stratus (St) adalah jenis awan rendah yang tidak mempunyai gambar apa-apa melainkan merupakan suatu layar awan yang rata. Kalau awan (low) stratus mencapai permukaan tanah, maka hal ini disebut kabut. Stratus yang tipis menghasikan corona.
      4.      Awan yang membung keatas
·      Cumulus humilis (Ch) merupakan fase pertama pembentukan awan golongan IV ini terjadi karena adanya aliran udara vertikal. Pada tempat-tempat dimana udara mengalir ke atas maka terbentuk awan, dan di tempat-tempat diman udara mengalir ke bawah, mak awan yang ada akan dilenyapkan. Awan cumulus humilis ini juga dikenal dengan sebutan cumulus kecil atau juga dengan sebutan fair weather cumuli. Awan yang tebal dan rapat dengan perkembangan vertikal. permukaan bagian atas berbentuk kubah dengan struktur seperti kubis, sedangkan bagian dasarnya hampir horisontal.
·       Cumulus congestus, merupakan fase kedua pembentukan awan golongan IV. Kalau hari makin panas, maka aliran udara vertikal mendapat kesempatan untuk mencapai ketinggian yang lebih besar, dan hal ini menyebabkan awan cumulus humilis bertumbuh ke atas. Bagian bawah cumulus congestus ini mulai memperoleh warna abu-abu, karena sudah bertambah tebal, sehingga sinar mata hari mengalami kesulitan untuk menembus awan ini. Puncak awan cumulus congestus belum melebar, melainkan masih berbentuk runcing.
·      Cumulo nimbus, merupakan fase terakhir pembentuka awan golongan IV. Bagian atas cumulo nimbus sudah melebar. Bagian bawah cumulo nimbus nampak berwarna abu-abu gelap sampai hitam. Cumulo nimbus menimbulkan hujan setempat (showers). Selain itu, petir, kilat, dan guntur ditimbulakan oleh cumulo nimbus.

2.4 Hubungan Awan Dengan Tanaman
Awan berkaitan dengan radiasi matahari,dimana cahaya mathari yang dipancarkan ke bumi akan terhalang oleh matahari, sehingga intensitas cahaya berkurang.tanaman membutuhkan sinara matahari untuk berfotosintesis,merangsang pembungaan dan proses metabolisme lainnya.apabila awan menghalagi cahaya matahari yang dipancarkan ke bumi,maka proses metabolisme tanaman kurang maksimal,dan secara tidak langsung mempengaruhi fotosintesis,pembungaan dan proses transpirasi tanaman sehingga penyerapan unsur hara oleh tanaman berkurang dan juga mempengaruhi proses metabolisme lainnya.
selain itu awan juga memberi manfaat yang besar seperti menurun kan hujan,yang digunakan tanaman untuk persediaan air bagi pertumbuhan tanaman itu sendiri.awan juga menghasilkan loncatan elektron-elektron  yang disebut petir,apabila loncatan elektron turun bersamaan air hujan, tanaman memanfaatkannya untuk pelengkap unsur hara,karna air hujan yang turun bersamaan elektron merupakan sumber unsur hara langsung bagi tanaman.

















BAB III
PENUTUP

Sewaktu naik ke atmosfer atas, udara hangat menyebar dan menjadi dingin.Karena sekarang lebih dingin, udara itu tak dapat lagi menahan uap airnya. Sebagian uap air itu mengembun pada butir-butir debu dalam atmosfer dan membentuk titk-titik air. Titik air kelewat kecil ini melayang di udara. Gerakan udara naik atau arus udara juga menahannya hingga tidak jatuh. Jutaan titik air semacam itu melayang bersama dan membentuk awan.Sewaktu naik ke atmosfer atas, udara pun menjadi dingin dan terbentuklah awan. 
Ada berbagai bentuk awan. Bentuk awan sesuai dengan tinggi atau rendahnya tempat awan itu terbentuk. Di tempat paling tinggi terbentuklah awan sirus. Bentuk awan ini mirip benang putih berbulu. Di tempat agak rendah ada awan yang bentuknya mirip kapas. Tetapi bentuk awan tidak hanya disebabkan oleh tinggi atau rendahnya tempat. Angin pun menyebabkan awan beraneka macam bentuknya.
Ada awan tipis dan ada pula awan tebal. Cahaya matahari mudah melewati awan tipis. Oleh sebab itu awan tipis tampak cerah atau putih. Awan yang tebal sulit ditembus cahaya. Bagian-bagian awan yang tertembus cahaya akan berwarna putih. Bagian-bagian yang tidak tertembus cahaya akan berwarna gelap atau hitam






\

DAFTAR PUSTAKA

Sanoesi,2009. Hubungan Faktor Iklim Dengan Pertumbuhan dan Produksi         
Tanaman.http://sanoesi.wordpress.com/2009/01/29/hubungan-faktor-iklim-dengan-pertumbuhan-dan-produksi-tanaman (Diakses tanggal 08 Desember 2012)

Hafiz,2011.Awan.http://hafiz-hoti09.blogspot.com/2011/01/awan.html
                diakses tanggal 08 Desember 2012)









  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar